Well Prepared, Well Managed


Saya pernah mendengar sebuah sistem yang baik didunia itu dilaksanakan secara well managed dan well prepared. artinya diatur dengan baik dan dipersiapkan dengan baik, makanya, sistem tersebut bisa terorganisir dengan baik.

jadi sebenarnya, saya mengawali cerita ini, karena saya termasuk orang yang selalu well prepared dan well managed.  apalagi kalau menyangkut masalah besar, membuat sebuah program kerja, aktivitas  atau memerlukan perhatian atau prioritas khusus. pasti saya mempersiapkan itu jauh-jauh hari. 

beberapa waktu lalu saya pergi ke malang untuk menonton konser tulus,  konser diselenggarakan bulan mei, tetapi tiket dijual bulan Februari. dari bulan Februari, saya biasanya sudah mempersiapkan tiket kereta, penginapan, dan bahkan jadwal atau itinerary kemana saya akan pergi jauh jauh hari. seneng banget rasanya ketika bikin rencana seperti itu. Harapannya ketika hari H tidak ada yang masalah. tetapi selalu saja, setiap kali saya memastikan itu tak ada masalah, pasti ada sesuatu yang jadi tantangan.

pun, beberapa waktu lalu, saya sudah merencanakan keluar kota. saya sudah membuat action plan, pesan penginapan, pesan kereta, memastikan jadwal kerjaan tidak ada, menghubungi relasi untuk ketemuan, eh ternyata mendekati hari yang dituju, rencana yang dibikin meleset dari perkiraan. jadwal kerjaan maju. Jelas, panik.

akhirnya, terpaksa mereschedule semua kegiatan. Tiket kereta dan penginepan. tentu saja, ada charges. Memang  tidak banyak, tetapi lebih kepada perasaan kecewa. ditambah lagi, teman sekantor yang bisa jadi atasan ini agak ember. akhirnya semua orang tahu deh. double combo!ini yang membuat mood jadi jelek banget. untung saya bisa mengendalikan diri, dan misuh-misuh dibelakang. 

Hal yang membuat heran, ayolah, apa salahnya dengan sebuah perencanaan. kenapa tiap kali merencanakan sesuatu yang saya rasa sudah baik, terorganisir, sempurna, ada aja tantangannya, kadang kala malah diluar rencana atau ekspektasi. ini kadang kala membuat kecewa dan sakit hati.

apakah hal ini saya yang terlalu tinggi berekspektasi, ataukah saya harus belajar menerima kondisi-kondisi yang diluar rencana atau tak terduga ?

tapi, karena sudah terikat kontrak kerja, ya mau gimana lagi, harus mengikuti jadwal yang ada. baru tahu rasanya sakit tapi tak berdarah. tapi mau gimana lagi. untungnya bisa dijadwal ulang meskipun awalnya hopeless

btw, buat kalian yang baca ( siapa juga yang baca? ) apa juga punya pengalaman yang sama menghadapi perencanaan dan harus tiba-tiba terkendala. bagaimana kalian menyikapi itu ?

Salam, 
Febriana

Komentar